Makna tembang lir - ilir karya kanjeng Sunan Kalijaga
1. Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)
Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)
Makna:
Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau.
Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
2. Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah pohon blimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno (Licin-licin tetap panjatlah)
Kanggo mbasuh dodotiro (Untuk membasuh pakaianmu)
Makna:
Disini disebut anak gembala karena oleh Allah kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu : HATI.
Bisakah kita menggembalakan hati kita dari rongrongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon blimbing yang notabene buah blimbing bergerigi lima buah.
Buah blimbing disini menggambarkan 5 (lima) Rukun Islam.
Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon blimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan risikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian Taqwa.
3. Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (Untuk menghadap nanti sore)
Makna:
Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa, pasti terkoyak dan berlubang di sana-sini.
Untuk itu kita diminta agar selalu memperbaiki dan membenahinya supaya kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.
4. Mumpung Padhang Rembulane (Senyampang Terang Bulan)
Disini disebut anak gembala karena oleh Allah kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu : HATI.
Bisakah kita menggembalakan hati kita dari rongrongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon blimbing yang notabene buah blimbing bergerigi lima buah.
Buah blimbing disini menggambarkan 5 (lima) Rukun Islam.
Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon blimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan risikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian Taqwa.
3. Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (Untuk menghadap nanti sore)
Makna:
Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa, pasti terkoyak dan berlubang di sana-sini.
Untuk itu kita diminta agar selalu memperbaiki dan membenahinya supaya kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.
4. Mumpung Padhang Rembulane (Senyampang Terang Bulan)
Mumpung jembar kalangane (Senyampang banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna:
Kita diharap lakukan hal-hal diatas (no 1-3) ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan), dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan agar dijawab dengan "Iya".
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna:
Kita diharap lakukan hal-hal diatas (no 1-3) ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan), dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan agar dijawab dengan "Iya".
Lir ilir, judul dari tembang di atas bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam.
Tembang karya Kanjeng Sunan Kalijaga ini berisi hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
No comments:
Post a Comment