Swara Muslim

Berbuat kebaikan walau hanya sekecil biji zarah

Responsive Ads Here

Tuesday, 9 June 2015

Puasa dan Kesehatan

Orang berpuasa akan mengalami perubahan bentuk tubuh, akibat kurang makan dan minum. Kurangnya masukan energi pada orang berpuasa membuat tubuh harus mencari sumber energi yang tersimpan di dalamnya. Fungsi ini disebut autolisis. Autolisis adalah terpakainya simpanan lemak tubuh untuk dijadikan sumber energi tubuh.
Banyak sarjana tertarik meneliti hubungan puasa dengan kesehatan jasmani. Ternyata, makin mereka selidiki makin banyak mereka dapatkan hal-hal yang menyangkut kesehatan jasmani manusia yang tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas puasa.Sebagaimana dikutip Dr Subki Abdul Kadir dan Dr Alan Colt dari Amerika dalam penelitiannya yang didukung penemuan Dr Yuri Nicolayev dari Rusia bahwa berpuasa akan dapat membuat kemampuan seseorang menjadi lebih muda, baik fisik maupun mental spiritual. 

Keadaan ini dapat diterangkan dengan hasil penelitian Dr A.A.Yusuf dkk. Disimpulkan bahwa pada akhir puasa ini diupayakan mengembalikan peranan mekanisme otoregulasi sistem andrenergik yang pada keadaan sebelumnya selama berpuasa Ramadan, mungkin telah mengalami penurunan aktivitas pada sistem simpatis. 

Bagi umat Islam hubungan puasa dan kesehatan sebenarnya tidak asing lagi. Mengenai pengaturan makan pada umumnya, atau puasa pada khususnya, terdapat ketentuan tegas dan jelas. Allah SWT memberikan pedoman kepada kita bagaimana seharusnya mengatur makan: 
"Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan" (terjemah Alquran S7: 31).

Sementara, Rasulullah SAW bersabda: Kami (adalah umat) yang makan hanya bila kami merasa lapar, dan bila kami makan maka kami tiadalah sampai kenyang." (Al Hadits) Dalam kesempatan lain, Nabi juga bersabda: Perut itu rumah segala penyakit, dan penjagaan atas makanan adalah permulaan pengobatan.


Penulis (*) Prof Dr Rochmad Romdoni, Direktur Rumah Sakit Umum Haji Surabaya