Puasa juga dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL (yang sehat) 25 mg persen, dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 mg persen. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL (yang merusak kesehatan).Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang bersamaan dengan kelebihan berat badan dianjurkan berpuasa. Sebab, puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun, mereka yang mengidap hipertensi berat atau sakit jantung diharapkan tidak berpuasa, atau dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya.
Manfaat puasa yang paling dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kembali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolisme lebih rendah, produksi protein lebih efisien, meningkatnya sistem kekebalan, dan bertambahnya produksi hormon berkontribusi terhadap manfaat puasa. Hormon anti-penuaan juga dihasilkan lebih efisien selama berpuasa. Puasa, bagi orang sehat, juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Mekanismenya adalah pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah dan menurunkan suhu tubuh. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe 2, yang disebabkan hormon insulin tidak sensitif lagi mengontrol gula darah.
Puasa sangat bagus dalam menurunkan kadar gula dalam darah hingga mencapai kadar seimbang. Berdasarkan ini, puasa sesungguhnya memberikan kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat. Maka, pankreas pun mengeluarkan insulin yang menetralkan gula menjadi zat tepung dan lemak. Sudah banyak dilakukan usaha pengobatan terhadap diabetes dengan mengikuti "sistem puasa" selama lebih dari 10 jam dan kurang dari 20 jam. Setiap kelompok mendapatkan pengaruh sesuai keadaan. Kemudian, para penderita mengonsumsi makanan ringan secara berurutan yang kurang dari 3 minggu. Metode ini telah mencapai hasil menakjubkan dalam pengobatan diabetes dan tanpa menggunakan satu pun obat kimiawi. (*) Prof Dr Rochmad Romdoni, Direktur Rumah Sakit Umum Haji Surabaya