Swara Muslim

Berbuat kebaikan walau hanya sekecil biji zarah

Responsive Ads Here

Tuesday 23 June 2015

Kufur Nikmat dan Berteman Dengan Orang Bodoh

Dikatakan oleh sebagian hukama:
"Kufur nikmat itu merupakan kehinaan dan berteman dengan orang yang bodoh itu adalah merupakan bentuk kesialan."
Orang yang tidak mau mensyukuri segala apa yang telah dianugerahkan oleh Allah atas dirinya, itu menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang hina, demikian halnya bersahabat dengan orang yang bodoh, yaitu orang yang tidak dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, meskipun ia tahu akan kesalahannya.
Dalam hal ini, Ath-Thabrani meriwayatkan dari Basyir, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
"Hendaklah kamu tidak berteman dengan orang yang tolol (bodoh)."
Memutuskan hubungan dengan orang yang tidak bermanfaat, maksudnya adalah tidak berteman dengan orang-orang yang berakhlak jelek (tidak memiliki tata krama) dengan tujuan menghindari kejelekan perangainya, karena perangai (watak) seseorang itu lambat laun akan berpengaruh juga pada orang-orang yag berada di dekatnya.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Ibnu Umar ra. bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad  Saw. bersabda :
"Dua perkara, yang barangsiapa dapat memiliki keduanya maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang ahli syukur dan sabar. Dan barangsiapa yang tidak dapat memiliki keduanya, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang tidak tahu balas budi (tidak tahu terima kasih) dan tidak sabar. Barangsiapa yang selalu membanding-bandingkan kualitas agamanya dengan orang yang berkualitas lebih tinggi, dan jika dalam masalah duniawi ia membandingkannya dengan orang yang lebih rendah, kemudian memuji Allah atas kelebihan yang dimilikinya itu, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang tahu berterima kasih (tahu syukur) dan ahli sabar, dan barangsiapa yang selalu membanding-bandingkan kualitas agamanya dengan orang yang lebih rendah dan membandingkan urusan dunianya dengan orang yang lebih tinggi, kemudian ia merasa hina karena tidak dapat menandingi kebesaran (kekayaan) orang tersebut, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih (tidak tahu syukur) dan tidak sabar."
Hadist ini meliputi segala bentuk kebaikan.


Nashaihul 'Ibad

No comments: