Swara Muslim

Berbuat kebaikan walau hanya sekecil biji zarah

Responsive Ads Here

Wednesday 29 April 2015

Sehat yang Tak Ternilai Harganya

Dia terbaring lemah di ranjang berselimut tebal, tirai di sampingnya seakan selalu ingin menutupi seluruh tubuhnya dari rasa dingin dan panas yang terus silih berganti tanpa irama yang pasti. Aroma yang paling nikmat adalah udara segar, alami tanpa tercampur aroma dari segala bentuk benda lainnya. Mie goreng yang terasa sedap bercampur dengan bawang goreng adalah musuh utamanya hidungnya, dia seakan bersumpah "tidak akan menyentuh mie dan makan bawang goreng lagi... selamanya".
Seluruh badan seperti dipukuli oleh puluhan orang tak dikenal, seluruh persendian tulang seperti mau lepas dari susunannya, nyamuk itu telah membuat ia menderita tanpa bisa melakukan pembalasan, tergolek tak berdaya, hanya air putih teman tidurnya dan kala terjaga. Benar kata kebanyakan orang, sehat itu tak ternilai harganya. 
Klise dosa seperti tercetak jelas dalam pikirannya, hanya berharap ampunan Sang Maha Pengasih yang mempunyai kuasa atas segala waktu dan segala tentang hidupnya. Segala hal tentang dunia hilang dari pikirannya, apapun yang ia miliki akan ia berikan semuanya, seluruhnya. Rumah, mobil, motor, segala harta benda biarlah jadi penebusnya, yang ia harapkan saat ini hanyalah segera sehat dan bersujud kepada Sang Maha Kuasa.
Sahabat, sehat tak ternilai harganya, manfaatkan waktu dan kesehatan kita dengan sebaik-baiknya untuk Dia yang memiliki kita. Sebelum semuanya sia-sia, karena hanya sehat yang tak ternilai harganya.